Buku Karya Mark Manson "Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat"
Postingan kali ini akan
membahas buku dengan genre yang berbeda dari biasanya.
Postingan kali ini saya akan membahas buku yang berjudul "Sebuah Seni
Untuk Bersikap Bodo Amat" yang merupakan buku karya Mark Manson. Relatif
orang mungkin akan berpikiran negatif tentang judul yang tertera pada buku ini.
Namun sebagian lagi tidak, dan kemungkinan mereka akan sangat penasaran dengan
isi buku dibalik judul yang tertera pada buku ini.
Sebelum itu, terdapat
beberapa identitas mengenai buku ini yang mungkin akan menjadi pertimbangan
untuk memulai membaca buku ini:
- Penulis : Mark Manson
- Penerbit : PT Gramedia
Widiasarana Indonesia
- Tahun Terbit : Februari 2018
- Genre : Self Improvement
Buku ini merupakan buku
terjemahan dari buku versi inggris dengan judul "The Subtle Art Of Not
Giving A F*uck" yang diterbitkan pada tahun 2016 oleh penerbit HarperOne.
Buku ini merupakan buku pertama dari Mark Manson, seorang blogger kenamaan yang
tinggal di kota New York. Buku ini mempunyai prestasi sebagai buku terlaris
versi New York Times dan Globe and mail.
Menurut saya buku ini
akan mengundang banyak penasaran oleh orang - orang yang melihat judulnya dan
saya termasuk salah satunya. Walaupun judul buku ini terlalu frontal menurut
saya namun pasti ada sesuatu dibaliknya yang mempunyai makna tersirat yang
tidak ditemukan ketika hanya melihat judulnya secara sekilas.
Pada sampul tertera judul
asli buku ini pada bagian paling atas, selanjutnya di bawahnya tertera judul
versi Indonesia dengan ukuran huruf yang hampir memenuhi sampul bukunya. Namun
di bawah judul tersebut terdapat kalimat "Pendekatan Yang Waras Demi
Menjalani Hidup Yang Baik" yang sekali lagi dapat mengundang tanya dan
menimbulkan penasaran untuk segera membaca buku ini. Saat membaca kalimat itu
saya berpikir, bagaimana bisa buku dengan judul yang seperti itu mempunyai
tujuan untuk membuat hidup lebih baik.
Tetapi dengan predikat
yang diraih buku tersebut membuat saya berasumsi bahwa buku ini mengandung
makna yang sesuai dengan kalimat itu ketika kita bisa memahaminya. Buku ini bergenre Self
improvement (Pengembangan Diri) dengan gaya bahasa yang kekinian namun
tetap terdapat beberapa kalimat dalam buku ini yang akan membuat kita untuk
membacanya berulang - ulang agar dapat dimengerti. Dengan gaya bahasa yang
digunakan buku ini menurut saya buku ini memang mempunyai ambang batas umur
karena gaya bahasa tersebut walaupun kekinian namun cukup berat sehingga cocok
untuk mereka yang berumur 17 tahun ke atas. Dan buku ini memang berlabelkan
U17+ yang berarti untuk usia 17 tahun ke atas.
Berbicara mengenai isi
bukunya, pada awal membacanya kita akan di buat bingung dengan judul bab yang
disuguhkan. Judul bab terkesan seperti mengingkari kata - kata motivasi yang
biasanya lebih mengarah ke pujian, seperti "Jangan Berusaha",
"Kebahagiaan itu Masalah", dan "Anda Tidak Istimewa".
Biasanya kalimat - kalimat motivasi akan memberi pujian dan memberi semangat
pada para pembacanya agar bangkit dari keterpurukan, namun Mark Manson sukses
memberi kalimat - kalimat motivasi dari kalimat yang terkesan "pedas"
dan frontal untuk pembacanya. Pembaca akan dibuat merasa buruk, namun hal itu
ditujukan agar pembaca dapat menyadarinya bahwa kalimat - kalimat pujian tidak
selalu membawa kita pada penyelesaian, bahwa pujian hanya sebatas penenang
sesaat yang setelahnya kita akan kembali menghadapinya.
Pada bagian isi terdapat
banyak kisah dari berbagai pengalaman yang berbeda dan latar belakang yang
berbeda pula. Mark menjadikan kisah - kisah tersebut sebagai contoh kasus dan
memberikan pendapatnya dengan sudut pandang berbeda di akhir. Kisah tersebut
juga menjadi pembanding untuk menghadapi masalah - masalah yang biasa dialami.
Dari sudut pandang yang berbeda itulah yang akan memberi pembaca kesadaran -
kesadaran yang selama ini tak terpikirkan. Seperti kalimat "Jangan
Berusaha", kalimat itu muncul dari kisah seorang penulis buku yang sukses,
yang membuat semua orang mengakui kegigihannya untuk mencapai keberhasilan.
Namun dari sudut pandang Mark, dia merasa hal itu janggal karena di atas batu
nisan penulis tersebut tertulis "Jangan Berusaha". Menurut Mark itu
karena dulunya penulis tersebut adalah seorang pecundang. Mark menceritakan
kisah dibalik kesuksesan penulis tersebut yang "nyaman" dengan
cerminan diri sebuah kegagalan. Ia juga mengatakan bahwa penulis tersebut walaupun
telah sukses, itu tidak menjadi jaminan untuk merubah seseorang tersebut
menjadi lebih baik.
Menurutnya, saat ini
semua orang dituntut untuk menjadi lebih. Lebih baik, lebih bahagia, lebih
pintar, dan segala lebih lainnya. Dan itu akan membuat seseorang merasa untuk
mendapatkan yang lebih lagi. Dengan keinginan yang lebih tersebut akan membuat
kita merasa kurang dengan apa yang telah kita miliki. Membuat kita berusaha
lagi dan lagi untuk mendapatkan hal - hal yang tidak kita miliki. Seperti yang
diungkapkan dalam buku ini "jika seseorang sungguh bahagia, dia tidak akan
merasa perlu untuk berdiri di depan cermin dan mengulang - ulang ucapan kalau
dia bahagia".
Dengan ungkapan -
ungkapan tersebut akan memberi kesadaran kepada pembaca bahwa setiap harapan - harapan
positif tidak selalu memberi dampak positif. Dengan selalu menganggap semuanya
positif akan menjadi toxic bagi diri kita yang dapat membawa
pada masalah yang sebenarya. Harapan positif dapat menjadi penenang dan
membangkitkan kembali semangat untuk meraih apa yang di impikan. Namun terlalu
banyak harapan positif akan membawa kita pada pemikiran untuk selalu memiliki
sesuatu yang lebih, memberi kita penenang sesaat yang palsu. Menurut Mark
"Kunci untuk kehidupan yang baik bukan tentang memedulikan lebih banyak
hal; tapi tentang memedulikan hal yang sederhana saja, hanya peduli tentang apa
yang benar dan mendesak dan penting".
Pada bagian belakang
buku dijelaskan bahwa Mark Manson menunjukkan keada kita bahwa kunci untuk menjadi
orang yang lebih kuat, lebih bahagia adalah dengan mengerjakan segala tantangan
dengan lebih baik dan berhenti memaksa diri untuk menjadi "Positif"
di setiap saat.
Dengan buku ini akan
memberi kita gambaran sudut pandang yang berbeda yang di sampaikan oleh Mark
sehingga akan mengajarkan kita tentang kepedulian - kepedulian kita yang
seharusnya difokuskan kemana. Kita harus mengendalikan keinginan - keinginan
atau kepedulian - kepedulian kita agar dapat menyadari mana hal - hal yang
lebih penting yang harus diutamakan. Ada banyak manfaat yang dapat diterima
juga sehingga ini bisa menjadi rekomendasi untuk kalian yang suka dengan buku -
buku pengembangan diri.
Comments
Post a Comment